Overall equipment effectiveness (OEE) merupakan produk dari six big losses pada mesin/peralatan. Keenam faktor dalam six big losses dapat dikelompokkan menjadi tiga komponen utama dalam OEE untuk dapat digunakan dalam mengukur kinerja mesin/peralatan yakni, downtime loses, speed losses dan defect losses seperti dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
a. Downtime losses : berarti waktu mesin seharusnya untuk beroperasi tetapi pada kenyataannya tidak. Downtime mengandung 2 jenis kerugian (loss) yaitu : kegagalan peralatan, dan penyiapan dan penyesuaian mesin/peralatan.
- Kegagalan Peralatan : Kegagalan peralatan atau breakdown mesin yang tiba-tiba dan yang tidak diharapkan, merupakan penyebab nyata dari loss, karena berarti bahwa mesin tidak memproduksi output apa-apa.
- Persiapan Peralatan : Kebanyakan pergantian mesin membutuhkan beberapa periode waktu untuk mematikan mesin sehingga peralatan-peralatan di dalamnya dapat diganti. Waktu antara produksi produk jadi terakhir dan produksi terakhir produk jadi berikutnya merupakan downtime. Downtime ini sering mencakup waktu yang dihabiskan untuk membuat penyesuaian sampai mesin memberikan produk baru yang kualitasnya dapat diterima.
b. Speed losses : berarti bahwa peralatan sedang beroperasi, tetapi mesin itu tidak beroperasi dengan kecepatan maksimumnya yang direncanakan. Speed loss terdiri dari 2 kerugian utama : penghentian kecil dan menganggur, dan kecepatan operasi yang berkurang.
- Penghentian Kecil dan Menganggur : Ketika sebuah mesin tidak beroperasi dengan lancar dan pada kecepatan yang stabil, mesin itu akan kehilangan kecepatan dan menghambat lancarnya aliran operasinya. Penundaan dan penghentian kecil initidak disebabkan oleh kegagalan teknis, tetapi oleh masalah-masalah kecil seperti part yang terkena sensor. Walaupun operator dapat dengan mudah memperbaiki masalah tersbut ketika terjadi, frekuensi terjadi tersebut secara dramatis dapat mengurangi efektivitas peralatan.
- Kecepatan Operasi Berkurang : Kecepatan operasi yang berkurang berarti selisih waktu antara kecepatan actual operasi dan kecepatan peralatan yang dirancang. Hal yang Sering terjadi adalah perbedaan persepsi orang tentang apa yang disebut dengan kecepatan maksimum dan kecepatan maksimum actual yang dirancang. Kerugian yang ditimbulkan dari kecepatan operasi yang berkurang sering terabaikan dan tidak diperkirakan.
c. Defect losses : berarti bahwa peralatan menghasilkan produk yang tidak memenuhi karakteristik kualitas yang diharapkan. Defect loss terdiari dari 2 tipe utama loss, yaitu kerugian karena scrap dan pengerjaan ulang, dan kerugian startup.
- Scrap dan Pengerjaan Ulang : Kerugian terjadi ketika produk tidak memenuhi spesifikasi kualitas, walaupun produk-produk tersebut dapat dikerjakan ulang. Tujuan yang harus dicapai adalah zero defect (nol cacat) – membuat produk dengan benar pada saat pertama dan setiap saat. Pemahaman terhadap jenis kerugian peralatan ini diperlukan agar hasil yang diperoleh seoptimal mungkin menggambarkan situasi yang sesungguhnya, serta tidak terdapat hal penting yang terlupakan. Dengan mengetahui dan memahamim kerugian peralatan/mesin tersebut, maka data yang diperlukan untuk pengukuran nilai OEE mudah didapatkan.
- Kerugian Startup : Startup loss terjadi ketika produksi tidak stabil dengan cepat pada saat peralatan di start up, sehingga produk pertama tidak memenuhi spesifikasi. Kerugian jenis ini merupakan kerugian laten, karena sering diterima, padahal dapat memberikan kejutan yang cukup besar.
c. Defect losses : berarti bahwa peralatan menghasilkan produk yang tidak memenuhi karakteristik kualitas yang diharapkan. Defect loss terdiari dari 2 tipe utama loss, yaitu kerugian karena scrap dan pengerjaan ulang, dan kerugian startup.
- Scrap dan Pengerjaan Ulang : Kerugian terjadi ketika produk tidak memenuhi spesifikasi kualitas, walaupun produk-produk tersebut dapat dikerjakan ulang. Tujuan yang harus dicapai adalah zero defect (nol cacat) – membuat produk dengan benar pada saat pertama dan setiap saat. Pemahaman terhadap jenis kerugian peralatan ini diperlukan agar hasil yang diperoleh seoptimal mungkin menggambarkan situasi yang sesungguhnya, serta tidak terdapat hal penting yang terlupakan. Dengan mengetahui dan memahamim kerugian peralatan/mesin tersebut, maka data yang diperlukan untuk pengukuran nilai OEE mudah didapatkan.
- Kerugian Startup : Startup loss terjadi ketika produksi tidak stabil dengan cepat pada saat peralatan di start up, sehingga produk pertama tidak memenuhi spesifikasi. Kerugian jenis ini merupakan kerugian laten, karena sering diterima, padahal dapat memberikan kejutan yang cukup besar.
OEE merupakan ukuran menyeluruh yang mengidentifikasikan tingkat produktivitas mesin/peralatan dan kinerjanya secara teori. Pengukuran ini sangat penting untuk mengetahui area mana yang perlu untuk ditingkatkan produktivitas ataupun efisiensi mesin/peralatan dan juga dapat menunjukkan area bottleneck yang terdapat pada lintasan poduksi. OEE juga merupakan alat ukur untuk mengevaluasi dan memperbaiki cara yang tepat untuk mejamin penigkatan produktivitas penggunaan mesin/peralatan. Formula matematis dari overall equipment effectiveness (OEE) dirumuskan sebagai berikut :
OEE = Availability x Performance efficiency x Rate of quality product x 100%
Kondisi operasi mesin/peralatan produksi tidak akan akurat ditunjukkan jika hanya didasari oleh perhitungan satu faktor saja, misalnya performance efficiency saja. Dari enam pada six big losses baru minor stoppages saja yang dihitung pada performance efficiency mesin/peralatan. Keenam faktor dala six big losses harus diikutkan dalam perhitungan OEE, kemudian kondisi aktual dari mesin/peralatan dapat dilihat secara akurat.
1. Availability
Availability merupakan rasio operation time terdapat waktu loading time-nya. Sehingga dapat menghitung availability mesin dibutuhkan nilai dari :
a. Operation time
b. Loading time
c. Downtime
Nilai availability dihitung dengan rumus sebagai berikut
a. Operation time
b. Loading time
c. Downtime
Nilai availability dihitung dengan rumus sebagai berikut
Loading time adalah waktu yang tersedia (availability) per hari atau per bulan dikurang dengan waktu downtime mesin direncanakan (planned downtime)
Loading time = Total availability – Planned downtime
Planned downtime adalah jumlah waktu downtime mesin untuk pemeliharaan (scheduled maintenance) atau kegiatan manajemen lainnya.
Operation time merupakan hasil pengurangan loading time dengan waktu downtime mesin (non-operation time), dengan kata lain operation time adalah waktu operasi tesedia (availability time) setelah waktu downtime mesin keluarkan dari total availability time yang direncanakan. Downtime mesin adalah waktu proses yang seharusnya digunakan mesin aka tetapi karena adanya gangguan pada mesin/peralatan (aqupment failures) mengakibatkan tidak ada output yang dihasilkan. Downtime meliputi mesin berhenti beroperasi akibat kerusakan mesin/peralatan, penggantian cetakan (dies), pelaksanaan prosedur setup dan adjesment dan lain-lainnya.
2. Performance Efficiency
Performance afficiency merupakan hasil perkalian dari operation speed rate dan net operation rate, atau rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia yang melakuakn proses produksi (operation time).Operation speed rate merupakan perbandingan antara kecepatan ideal mesin berdasarkan kapasitas mesin sebenarnya (theoretical/ideal cycle time) dengan kecepatan aktual mesin (actual cycle time). Persamaan matematiknya ditunjukkan sebagai berikut
Net operation rate merupakan perbandingan antara jumlah produk yang diproses (processes amount) dikali actual cycle time dengan operation time. Net operation time berguna untuk menghitung rugi-rugi yang diakibatkan oleh minor stoppages dan menurunnya kecepatan produksi (reduced speed)
Tiga faktor penting yang dibutuhkan untuk menghitung performance efficiency :
1. ideal cycle ( waktu siklus ideal/waktu standar)
2. Processed amount (jumlah produk yang diproses)
3. Operation time (waktu operasi mesin)
Perfomance efficiency dapat dihitung sebagai berikut
1. ideal cycle ( waktu siklus ideal/waktu standar)
2. Processed amount (jumlah produk yang diproses)
3. Operation time (waktu operasi mesin)
Perfomance efficiency dapat dihitung sebagai berikut
3. Rate of quality product
Rate of quality product adalah rasio jumlah produk yang lebih baik terhadap jumlah total produk yang diproses. Jadi rate of quality product adalah hasil perhitungan dengan menggunakan dua faktor berikut :
a. Processed amount (jumlah produk yang diproses)
b. Defect amount (jumlah produk yang cacat)
a. Processed amount (jumlah produk yang diproses)
b. Defect amount (jumlah produk yang cacat)
Rate of quality product dapat dihitung sebagai berikut:
Klasifikasi OEE
Nilai OEE untuk mengklasifikasikan satu atau lebih lini produksi, atau seluruh lini, sehubungan dengan yang terbaik dari jenis mereka dan telah mencapai tingkat kesempurnaan.
Nilai OEE untuk mengklasifikasikan satu atau lebih lini produksi, atau seluruh lini, sehubungan dengan yang terbaik dari jenis mereka dan telah mencapai tingkat kesempurnaan.
- OEE < 65% tidak dapat diterima. Ada kerugian ekonomi penting. Daya saing sangat rendah.
- 65% < OEE < 75% standar. Diterima hanya jika berada dalam proses perbaikan. Kerugian ekonomi. Rendah daya saing.
- 75% < OEE < 85% diterima. Lanjutkan perbaikan di atas 85% dan bergerak menuju kelas dunia. Sedikit kerugian ekonomi. Daya Saing sedikit rendah.
- 85% < OEE < 95% Bagus. Masuk kategori efek kelas dunia. Baik daya saing.
- OEE > 95% Keunggulan. nilai kelas dunia. Daya saing sempurna.
OEE adalah ukuran terbaik yang tersedia untuk mengoptimalkan proses manufaktur dan secara langsung berkaitan dengan biaya operasi. Alat laporan OEE pada kerugian dan hambatan proses dan jaringan pembuatan keputusan keuangan dan kinerja operasi pabrik, untuk membenarkan setiap keputusan investasi baru. Selain itu, perkiraan tahunan untuk meningkatkan tingkat OEE memungkinkan penilaian kebutuhan kepegawaian, bahan, peralatan, layanan, dll, serta perencanaan tahunan. Akhirnya, OEE adalah alat untuk melengkapi persyaratan untuk mutu dan perbaikan terus-menerus dibutuhkan oleh ISO 9000:2000 sertifikasi.
OEE = Availability Rate x Performance Rate x Quality Rate
Diagram stairstep terbalik di atas menunjukkan secara grafis bagaimana kerugian dalam ketersediaan, performa, dan kualitas kerja sama untuk mengurangi efektivitas keseluruhan mesin. Bar bagian atas, waktu total operasi, menunjukkan total waktu mesin tersedia untuk membuat suatu produk. Hal ini biasanya dianggap 480 menit per shift 8 jam. Bar A dan B menunjukkan ketersediaan. Sebuah bar merupakan waktu
operasi bersih, yang merupakan waktu yang tersedia untuk produksi setelahmengurangkan downtime yang direncanakan (tidak ada produksi dijadwalkan) seperti liburan, tidak ada perintah, atau tidak ada personil. Bar B menunjukkan waktu yang berjalan sebenarnya setelah mengurangkan kerugian downtime seperti kegagalan peralatan dan setup dan penyesuaian. Bar C merupakan target output mesin selama waktu berjalan, dihitung dirancang dengan kecepatan mesin. Di bawah ini, bar keempat lebih pendek, D, merupakan output aktual, mencerminkan kerugian kecepatan seperti penghentian operasi kecil dan kecepatan berkurang. Seperti yang anda lihat, output aktual (E) dikurangi dengan kerugian cacat seperti memo dan kerugian startup, ditampilkan sebagai bagian berbayang bar F. Karena ini menunjukkan diagram, dasar line output yang baik adalah hanya sebagian kecil dari apa yang dapat jika kerugian dalam ketersediaan, performa, dan kualitas berkurang. Diagram juga menunjukkan bahwa untuk memaksimalkan efektivitas untuk tumbuh output yang baik di baris bawah, anda harus mengurangi kerugian tidak hanya kualitas, tetapi juga ketersediaan dan kerugian kinerja. Tiga faktor bekerja sama, dan persentase terendah biasanya merupakan kendala yang paling mengatasi kebutuhan.
operasi bersih, yang merupakan waktu yang tersedia untuk produksi setelahmengurangkan downtime yang direncanakan (tidak ada produksi dijadwalkan) seperti liburan, tidak ada perintah, atau tidak ada personil. Bar B menunjukkan waktu yang berjalan sebenarnya setelah mengurangkan kerugian downtime seperti kegagalan peralatan dan setup dan penyesuaian. Bar C merupakan target output mesin selama waktu berjalan, dihitung dirancang dengan kecepatan mesin. Di bawah ini, bar keempat lebih pendek, D, merupakan output aktual, mencerminkan kerugian kecepatan seperti penghentian operasi kecil dan kecepatan berkurang. Seperti yang anda lihat, output aktual (E) dikurangi dengan kerugian cacat seperti memo dan kerugian startup, ditampilkan sebagai bagian berbayang bar F. Karena ini menunjukkan diagram, dasar line output yang baik adalah hanya sebagian kecil dari apa yang dapat jika kerugian dalam ketersediaan, performa, dan kualitas berkurang. Diagram juga menunjukkan bahwa untuk memaksimalkan efektivitas untuk tumbuh output yang baik di baris bawah, anda harus mengurangi kerugian tidak hanya kualitas, tetapi juga ketersediaan dan kerugian kinerja. Tiga faktor bekerja sama, dan persentase terendah biasanya merupakan kendala yang paling mengatasi kebutuhan.
Tujuan dan Manfaat Pengukuran OEE
Tujuan dari pengukuran OEE adalah untuk meningkatkan efektivitas peralatan Anda. Sejak efektivitas peralatan mempengaruhi karyawan shopfloor lebih dari kelompok lain, cocok untuk mereka untuk terlibat dalam pelacakan OEE dan dalam perencanaan dan pelaksanaan perbaikan peralatan untuk mengurangi efektivitas hilang. Mari kita lihat beberapa manfaat pengukuran OEE untuk operator shift dan pemimpin atau manajer lini. Kami merekomendasikan bahwa operator mengumpulkan data harian tentang peralatan untuk digunakan dalam perhitungan OEE. Pengumpulan data ini akan :
a. Operator mengajarkan tentang peralatan
b. Perhatian operator fokus pada kerugian
c. Tumbuh rasa kepemilikan peralatan
a. Operator mengajarkan tentang peralatan
b. Perhatian operator fokus pada kerugian
c. Tumbuh rasa kepemilikan peralatan
Pemimpin pergeseran atau manajer lini sering orang yang akan menerima data operasi setiap hari dari operator dan proses untuk mengembangkan informasi tentang OEE tersebut. Bekerja tangan dengan data akan;
- Memberikan pemimpin/manajer fakta-fakta dasar dan angka pada peralatan
- Membantu pemimpin/manajer memberikan umpan balik yang sesuai dengan operator dan peralatan lain yang terlibat dalam perbaikan
- Memungkinkan pemimpin untuk menjaga manajemen informasi tentang status peralatan dan hasil perbaikan.
Postingnya sangat baik, dan sangat membantu sekali bagi saya yg awam dlm analisa penerapan analisa OEE, hanya saya ada pertanyaan untuk penggantian bahan baku suatu profuct apa bisa dianalisa dgn OEE ? Mhon bantuannya,
BalasHapusTerimakasih