Suatu sistem pemeliharaan terencana mengelola kebijakan pemeliharaanperusahaan dengan menyediakan alat-alat yang secara teknis dan finansial mengarahkan dan mengendalikan operasi pemeliharaan dengan tujuan meningkatkan standar pemeliharaan pabrik dan mempertinggi keefektifan biaya,lihat pada gambar dibawah ini. Pada kebanyakan organisasi yang menggunakan sistem pemeliharaanterencana, hal ini akan merupakan bagian integral dari fungsi rekayasa pabrik.Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah bagan lingkar sederhana yang menggambarkan persentase pemeliharaan murni ( 55 % ), dibandingkan dengan perekayasaan proyek dan berbagai pekerjaan non-pemeliharaan, yang bisamenjadi suatu sasaran untuk perencanaan masa depan. Tentu saja persentase ini berbeda – beda pada perusahaan yang satu dengan yang lain dan diantara industri yang berbeda. Jika proporsi pekerjaanperekayasaan proyek kecil, pemeliharaan murni akan mempunyai proporsi besar.Yang didapatkan tidak berbeda banyak antara perusahaan – perusahaan ialah proporsi di dalam pemeliharaan murni itu sendiri, yaitu antara pemeliharaan pencegahan, korektif, dan darurat yang masing – masing kisar antara 72, 22 dan 6%. Angka ini adalah sasaran yang realistik yang harus di capai oleh setiap perusahaan dalam 1.5 – 2 tahun setelah pemakaian sistem pemeliharaan terencana.
Pembiayaan Operasional
Masalah ketepatan pelaksanaan jadwal pekerjaan, pengurangan tingkat keseringan kerusakan dan kerewelan, perlunya memperhatikan preventive dan corrective maintenance secara konsisten. Itu semua adalah didalam upaya menurunkan ongkos produksi. Biaya perawatan pada kenyataannya termasuk bagian daripada biaya produksi.
a. Corrective Maintenance Cost
Biaya perawatan korektif adalah biaya suatu perawatan untuk suatu mesin setelah ordometer melebihi 11.000 km setelah 6 bulan pemakaian/operasi dari kondisi baru ( Sumber dari buku Manajemen Perarawatan Mesin hal. 219 oleh Ir.Suharto ). Perawatan korektif ini dilakukan setiap 4000 km ( Buku Manajemen Perawatan Mesin oleh Ir. Suharto ) sekali semua bagian yang rusak diganti.Dalam kaitan ini penggantian oli dilakukan setiap 1000 km sekali.
b. Preventive Maintenance Cost
Biaya perawatan korektif adalah biaya suatu perawatan untuk suatu mesin setelah ordometer melebihi 11.000 km setelah 6 bulan pemakaian/operasi dari kondisi baru ( Sumber dari buku Manajemen Perarawatan Mesin hal. 219 oleh Ir.Suharto ). Perawatan korektif ini dilakukan setiap 4000 km ( Buku Manajemen Perawatan Mesin oleh Ir. Suharto ) sekali semua bagian yang rusak diganti.Dalam kaitan ini penggantian oli dilakukan setiap 1000 km sekali.
b. Preventive Maintenance Cost
Biaya perawatan pencegahan adalah biaya perawatan untuk suatu mesin dari pemakaian baru, yaitu odometer dari 0 km hingga mencapai 11.000 km ( Buku Manajemen Perawatan Mesin oleh Ir. Suharto ). Pada waktu-waktu perawatan pencegahan ini mencakup pencegahan bagian-bagian mesin serta kemungkinan yang terjadi.
c. Overhaul Cost
c. Overhaul Cost
Biaya overhaul yaitu biaya yang dikeluarkan untuk perawatan mesin setelah odometer mencapai 50.000 km. Menurut biaya overhaul ini dibebankan pada biaya produksi yang besarnya :
10% / 10.000 (Harga Pokok (rp/kam))
d. Total Maintenance Cost
Biaya perawatan total yaitu terdiri dari biaya perawatan pencegahan, biaya perawatan korektif dan biaya overhaul. Biaya perawatan korektif yang selain daripada penggantian elemen-elemen pembantu daripada mesin yang perlu diperhitungkan adalah biaya-biaya pelumas, minyak hydrolik dan grease.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar